Beberapa pasien yang dapat ditangani dengan okupasi terapi adalah:

  • anak-anak yang mengalami keterlambatan keterampilan motorik halus. Ini merupakan salah satu hambatan tumbuh kembang yang bisa dialami anak secara umum.
  • anak-anak dengan hambatan tumbuh kembang khusus (autis, down syndrome, cerebral palsy)
  • pasien stroke terkadang kehilangan kemampuan motorik halus, dan terapi okupasi bisa membantu pasien melatih tangannya lagi, dan sebagainya.

Hal-hal yang dapat ditangani oleh Okupasi Terapi ini antara lain:

  • Gerakan yang terhambat – keterbatasan menggerakkan kepala, leher, dan tubuh
  • Kekuatan yang menurun – kesulitan melakukan gerakan sumbu gerak yang sesuai dengan usia (misalnya jalan menirukan binatang atau mendorong gerobak kecil) dan menahan posisi badan melawan gravitasi bumi (misalnya mengacungkan tangan dengan posisi terbang seperti superman)
  • Keterlambatan dalam keterampilan motorik halus – kesulitan dalam menulis dan keterampilan menggunting, menjepit benda kecil dengan pinset, dan mengancingkan kancing baju
  • Keterlambatan dalam perawatan diri-sendiri – kesulitan memakai baju, menyikat gigi, memakai peralatan makan
  • Keterlambatan koordinasi bilateral – kesulitan menggunakan kedua tangan bersama-sama untuk melakukan suatu tugas (misalnya mengikat tali sepatu, melempar dan menangkap bola)
  • Kelainan persepsi visual – kesulitan mengorganisasikan/mengatur informasi visual (yang ditangkap oleh mata) dari lingkungan sekitar untuk melakukan suatu tugas (misalnya memasang puzzle)
  • Sensory processing disorders – kesulitan menanggapi dengan benar masukan informasi yang diterima panca indera (perasa, peraba, bunyi, gerakan) untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari.

okupasi terapi sensori integrasi terapi autis